Dewasa ini sering terjadi keracunan
dalam memahami apa itu pramuka sebenarnya, kepramukaan, dan Gerakan Pramuka,
serta peran pramuka untuk dunia. Kata “Pramuka” sebenarnya berasal dari
kependekan Praja Muda Karana, yang memiliki arti “rakyat muda yang suka
berkarya”. Saat ini, Pramuka sangat eksis untuk berbagai kalangan. Selain itu,
sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas maupun kejuruan juga mewajibkan
muridnya untuk mengikuti kegiatan pramuka. Dengan melalui pramuka, sekolah
dapat ikut membentuk karakter siswa siswi yang bersekolah di sekolah tersebut.
Pramuka merupakan sebutan bagi
anggota gerakan pramuka yang terdiri dari anggota muda yang biasa dikenal
sebagai siaga, penggalang, penegak, anggota dewasa muda atau pandega, anggota
dewasa atau yang dikenal sebagai Pembina, pelatih, pamong SAKA, instruktur
SAKA, pimpinan SAKA, andalan, dan anggota MABI. Kepramukaan sendiri adalah
proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga
yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode
kepramukaan. Sedangkan Gerakan Pramuka adalah gerakan yang diperoleh anak atau
remaja atau pemuda yang pelaksanaannya menggunkan prinsip dasar kepramukaan dan
metode kepramukaan yang mana dilakukan di alam terbuka dan sekaligus dapat
menjadi upaya pendidikan diri bagi anak/remaja/pemuda/dan pramuka itu sendiri.
Gerakan Pramuka menyelenggarakan
pendidikan kepanduan Indonesia dan merupakan pendidikan nasional yang bertujuan
untuk membina kaum muda dalam mencapai potensi spiritual, sosial, intelektual,
dan membentuk karakter kepemimpinan serta menanamkan jiwa cinta tanah air bagi
kaum muda. Dalam melaksanakan fungsinya
sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan generasi yang baik, bertanggung jawab, mampu mengisi
kemerdekaan dengan baik, dan dapat membangun dunia dengan baik.
Pramuka dapat berperan sebagai
pembentuk karakter bagi pemuda bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan pramuka mengajarkan
untuk hidup mandiri dan berani. Selain itu, pramuka juga mempunyai Dasa Darma
yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk
membentuk karakter bangsa. Dasa Darma yang pertama, berbunyi “Takwa kepada
Tuhan yang Maha Esa” yang bermaksud mengajarkan kita untuk beribadah tepat
waktu, mengamalkan ajaran kitab suci, dan mengamalkan hal hal kebaikan yang
berhubungan dengan agama dan kemanusiaan. Yang kedua, berbunyi “Cinta alam dan
kasih sayang sesama manusia”, menurut dasa darma kedua ini, kita diajarkan untuk
menyayangi sesama manusia, tolong menolong, dan berbuat baik sesama manusia. Yang
ketiga, berbunyi, “Patriot yang sopan dan kesatria”, makna dasa darma ketiga
ini yaitu kita diajarkan untuk hormat kepada orang tua, guru, dan pemimpin,
selain itu, kita juga diajarkan untuk mengenal adat istiadat masing masing suku
di Indonesia. Dasa darma keempat berbunyi “Patuh dan suka bermusyawarah”, yang
mepunyai makna tentang taat pada aturan , menepati janji, dan membiasakan
bermusyawarah di lingkungan sekitar kita. Yang kelima berbunyi “Rela menolong
dan tabah”, dasa darma kelima ini bermakna kita harus pantang mundur menghadapi
masalah, selain itu kita juga harus mempunyai rasa tolong menolong kepada
sesama manusia dengan ikhlas. Yang keenam berbunyi “Rajin, terampil, dan
gembira”, yang bermakna kita harus bergembira walaupun menghadapi masalah, kita
juga harus bisa membiasakan diri kita untuk
menyusun dan menepati jadwal yang dibuat. Yang ketujuh berbunyi “Hemat,
cermat, dan bersajaha”, dasa darma ini mempunyai makna kita harus bisa
menggunakan waktu sebaik baiknya, selain itu, kita juga harus biasa menabung.
Yang kedelapan berbunyi “Disiplin, berani, dan setia”, yang bermakna kita harus
patuh dengan pertimbangan dan keyakinan, selain itu, kita juga harus belajar untuk mengendalikan diri.
Yang kesembilan, berbunyi “Bertanggung jawab dan dapat dipercaya”, dasa darma
ini bermakna, kita harus bisa memegang amanah yang diberikan kepada kita dan
segala yang diperintahkan kepada kita harus dikerjakan dengan penuh tanggung
jawab. Yang kesepuluh berbunyi “Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan”,
yang bermakna kita harus memperhatikan lisan kita agar tidak berkata yang tidak
baik. Nah, jika seorang pramuka mampu
mengamalkan semua dasa darma dengan bijak, maka ia akan mempunyai jiwa
kepemimpinan yang baik karena dasa darma juga mengajarkan kita agar kita
mempunyai jiwa kepemimpinan.
Selain itu, seluruh kegiatan
pramuka juga mengajarkan kita hidup mandiri karena kegiatan pramuka bersifat
mandiri dan di alam terbuka. Kita juga bisa belajar mengenal alam dan cinta
alam melalui kegiatan pramuka. Saat kita membutuhkan alam, maka kita akan
memimpin alam. Dengan begitu, kita bisa belajar memimpin melalui kegiatan
pramuka.
Namun, remaja saat ini susah untuk
tertarik pada pramuka. Hanya sedikit remaja dan pemuda yang ikhlas dan memang
benar benar cinta pada pramuka. Sisanya, hanya terpaksa mengikutinya karena
pramuka merupakan kegiatan wajib yang diadakan oleh setiap sekolah. Karena
terpaksa, maka para siswa akan tidak serius dalam mengikuti kegiatan pramuka.
Bahkan, mereka nyaris tidak mengikuti latian pramuka sama sekali. Bagi yang
kontra, dengan diwajibkannya kegiatan pramuka, mereka menganggap bahwa anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga gerakan pramuka tentang prinsip dasar
kepramukaan itu, antara lain prinsip kesukarelaan. Artinya, mengikuti pramuka
itu adalah kegiatan yang tidak boleh dipaksakan. Oleh karena itu, para remaja
akan beranggapan bahwa pramuka adalah kegiatan yang memaksa, sehingga beberapa
dari mereka merasa tertekan saat mengikuti pramuka. Jika sudah seperti itu,
bagaimana pramuka bisa membentuk karakter kepemimpinan masa depan?
“A scout smiles and whistles under all circumstances”, kalimat ini
terlontar dari Bapak Pandu Dunia kita, Baden Powell. Sebagai seorang pramuka, kita harus tersenyum
di setiap keadaan. Kita pun harus bisa mengatasi semua kesulitan dengan upaya
kita sendiri. Selain itu, kita juga perlu berhemat dan berupaya meminimaliskan
segala keperluan kita agar tidak mubazir pada akhirnya. Kita juga perlu
berusaha untuk cinta alam dan memimpin alam. Yang tidak kalah penting, kita juga harus
mengamalkan kode etik kita yaitu Tri Satya dan Dasa Darma. Dengan demikian,
perlahan lahan pramuka akan membentuk calon pemimpin masa depan dan tentunya
banyak pemuda di Indonesia yang berpengalaman menjadi pemimpin bangsa.