Kamis, 13 Juli 2017

KALAU BISA EMPAT, KENAPA SATU?

“Besok ada rapat pukul 9 pagi ya”

“Tolong kamu hadir ke dinas untuk mengikuti workshop, besok pukul 9 pagi”

“Besok kamu susulan ulangan matematika ya, jam 9”

“Kelas ini ada jadwal praktikum besok jam 9”

Aku yakin banyak orang yang mengalami kejadian seperti ini. Pasti bakal bingung mau memprioritaskan yang mana karena sama - sama penting. Apalagi jika diselingi banyak tugas. Haduh, gimana ya cara memilihnya?

Jadi, di mentoring kami banyak curhat soal banyaknya tugas sekolah dan diselingi banyak kegiatan dan rapat yang mengundang. Bukan karena kami malas lalu mereka numpuk begitu saja. Tapi, ya memang tugas kami sangat banyak dan kami belum bisa memilah waktu.

Sebelumnya, aku adalah pribadi yang sok sok-an aktif di beberapa kegiatan. Aku sangat senang mengikuti banyak kegiatan. Bukan karena ngebet famous atau sejenisnya ya, tapi, memang hatiku terundang untuk bergabung di beberapa kegiatan itu. (Ini agak alay, tapi biarlah)

Lalu, ada sebuah keinginan untuk menyingkirkan semua ini. Maksudnya, memperbaiki semuanya biar gak numpuk dan tabrakan gitu aja. Tapi, gimana, ya?

Kebetulan, waku itu mbak mentor kami datang dalam lingkaran diskusi ini. Kenapa lingkaran? Seperi lingkaran yang tak berujung, kami ingin persaudaraan kita tak berujung seperti halnya lingkaran. Balik ke topic. Ada hasrat untuk bertanya muncul pada jiwa kami. Lalu, muncul satu pertanyaan yang dilontarkan oleh salah seorang diantara belasan yang duduk dalam lingkaran kami.

 “Mbak, bagaimana caranya kita mengatasi kegiatan yang saling bertubrukan dan bisa memprioritaskan tugas kita?”
.
“Umm,” si Mbak tadi bergumam dan memikirkan jawaban dari pertanyaan tadi.
.
“Utamakan kewajiban kita terhadap Allah,” sambung mbak itu, sebut saja mbak Sa’a
.
“Maksudnya?”
.
Mbak Sa’a terdiam sembari menyusun kata – kata untuk menjawab pertanyaan kami yang diwakili salah seorang teman kami.
.
“Sholat subuh dulu terus minta petunjuk dari Allah,” mbak Sa’a mulai menjelaskan.
.
Aku mulai paham dengan maksud mbak Sa’a.
.
“Allah bakalan ngasih kita kemudahan kalau kita kejar urusan akhirat dulu, kalau kita ngejar dan sibuk akan dunia, maka Allah akan membuat kita semakin lupa dengan akhirat,”
.
Beliau menceritakan salah seorang temannya yang mengunjungi salah satu rekan kerja ayahnya (Aku sebenarnya lupa mengunjungi siapa). Temannya itu bertanya akan hal yang sama dan dijawab seperti halnya jawaban Mbak Sa’a.

Kemudian, teman beliau melakukan apa yang dinasihati oleh orang yang dikunjungi. Ternyata benar, Allah memberikan keajaiban.

Mulai dari rapat, susulan, dan praktikum yang ditunda, maka beliau dapat menghadiri workshop yang diadakan oleh dinas.


Hm, sebuah pengalaman telah aku dengar langsung. Aku bisa menyimpulkan bahwa Allah akan memberikan kita petunjuk apabila kita bersungguh – sungguh dan taat pada-Nya. Hanya sekadar ilmu untuk para pembaca. Jika bisa empat – empatnya, kenapa hanya memilih satu? Maksudnya, jika kita bisa meminta petunjuk pada Allah, maka Allah akan memberikan kemudahan dan kita bisa melakukan segala tugas kita tanpa harus mengorbankan yang lain. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indahnya Bersahabat dengan Al-Quran

Melalui tulisan ini, diriku hendak berbagi pengalamanku dengan Al-Quran, yang Insyaa Allah selalu setia menunggu dan menemaniku. So bagaima...