“Tolong kamu hadir ke dinas untuk mengikuti workshop, besok
pukul 9 pagi”
“Besok kamu susulan ulangan matematika ya, jam 9”
“Kelas ini ada jadwal praktikum besok jam 9”
Aku yakin banyak orang yang mengalami kejadian seperti ini.
Pasti bakal bingung mau memprioritaskan yang mana karena sama - sama penting.
Apalagi jika diselingi banyak tugas. Haduh, gimana ya cara memilihnya?
Jadi, di mentoring kami banyak curhat soal banyaknya tugas
sekolah dan diselingi banyak kegiatan dan rapat yang mengundang. Bukan karena
kami malas lalu mereka numpuk begitu saja. Tapi, ya memang tugas kami sangat
banyak dan kami belum bisa memilah waktu.
Sebelumnya, aku adalah pribadi yang sok sok-an aktif di
beberapa kegiatan. Aku sangat senang mengikuti banyak kegiatan. Bukan karena
ngebet famous atau sejenisnya ya, tapi, memang hatiku terundang untuk bergabung
di beberapa kegiatan itu. (Ini agak alay, tapi biarlah)
Lalu, ada sebuah keinginan untuk menyingkirkan semua ini.
Maksudnya, memperbaiki semuanya biar gak numpuk dan tabrakan gitu aja. Tapi,
gimana, ya?
Kebetulan, waku itu mbak mentor kami datang dalam lingkaran diskusi
ini. Kenapa lingkaran? Seperi lingkaran yang tak berujung, kami ingin
persaudaraan kita tak berujung seperti halnya lingkaran. Balik ke topic. Ada
hasrat untuk bertanya muncul pada jiwa kami. Lalu, muncul satu pertanyaan yang
dilontarkan oleh salah seorang diantara belasan yang duduk dalam lingkaran
kami.
“Mbak, bagaimana
caranya kita mengatasi kegiatan yang saling bertubrukan dan bisa
memprioritaskan tugas kita?”
.
“Umm,” si Mbak tadi bergumam dan memikirkan jawaban dari
pertanyaan tadi.
.
“Utamakan kewajiban kita terhadap Allah,” sambung mbak itu,
sebut saja mbak Sa’a
.
“Maksudnya?”
.
Mbak Sa’a terdiam sembari menyusun kata – kata untuk
menjawab pertanyaan kami yang diwakili salah seorang teman kami.
.
“Sholat subuh dulu terus minta petunjuk dari Allah,” mbak Sa’a
mulai menjelaskan.
.
Aku mulai paham dengan maksud mbak Sa’a.
.
“Allah bakalan ngasih kita kemudahan kalau kita kejar urusan
akhirat dulu, kalau kita ngejar dan sibuk akan dunia, maka Allah akan membuat
kita semakin lupa dengan akhirat,”
.
Beliau menceritakan salah seorang temannya yang mengunjungi
salah satu rekan kerja ayahnya (Aku sebenarnya lupa mengunjungi siapa).
Temannya itu bertanya akan hal yang sama dan dijawab seperti halnya jawaban Mbak
Sa’a.
Kemudian, teman beliau melakukan apa yang dinasihati oleh
orang yang dikunjungi. Ternyata benar, Allah memberikan keajaiban.
Mulai dari rapat, susulan, dan praktikum yang ditunda, maka
beliau dapat menghadiri workshop yang diadakan oleh dinas.
Hm, sebuah pengalaman telah aku dengar langsung. Aku bisa
menyimpulkan bahwa Allah akan memberikan kita petunjuk apabila kita bersungguh –
sungguh dan taat pada-Nya. Hanya sekadar ilmu untuk para pembaca. Jika bisa
empat – empatnya, kenapa hanya memilih satu? Maksudnya, jika kita bisa meminta
petunjuk pada Allah, maka Allah akan memberikan kemudahan dan kita bisa
melakukan segala tugas kita tanpa harus mengorbankan yang lain. Semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar