Minggu, 25 Juni 2017

Nestapa Para Saudara

Dipilihlah Adipati Suryatmaja
Dinobatkan tuk menjadi panglima
Diktatorial, sangat mampu mendominasi perang
Aturan main tak menjadi risauan          
                                         
Diutuslah para Pandawa
Diresmikan sebagai delegasi Hastinapura
Sungguh mereka dikuasai
Aturan main yang bengis

Ditudinglah bala tentara kurawa
Ditugaskan tuk berseteru
Angkuh pula menjadi gaya
Keculasan, jelas tak dapat dihindarkan

Kurusetra, itulah dimensi perang
Balas dendam, menjadi landasan perang
Nestapa saudara bergelimang
Air mata pun terpaksa menjadi perisai
Sekejap, nampak Sang Arjuna berdiri termangu
Menatap ragu atas pandangan di depan matanya

Denting suara pedang beradu
Jeritan tanda kesakitan oleh para prajurit memekak telinga
Pertumpahan darah semakin menjadi - jadi
Para saudara kian gugur bertumpah darah
Lantas, kubu mana yang tersisa?
Kita tak dapat memastikan

Bukan Pandawa, melainkan Kurawa
Bersorak girang seakan kemenangan di depan mata
Gugurnya Resi Seta, menjadi bukti bahwa Kurawa-lah pemenangnya
Jelas, Rakyat Wirata tak dapat membendung duka

Adilkah peperangan ini?
Tiada bisa dipungkiri, antagonislah pemenangnya
Namun, inilah pertarungan
Seyogyanya, tiada lengkap tanpa menang atau kalah
Meski nestapa para saudara, berpayung di ujung temarang


Yogyakarta, 9 Mei 2017

Diposting pada Senin, 26 Juni 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indahnya Bersahabat dengan Al-Quran

Melalui tulisan ini, diriku hendak berbagi pengalamanku dengan Al-Quran, yang Insyaa Allah selalu setia menunggu dan menemaniku. So bagaima...